Agar puasa Ramadhan dapat dikerjakan dengan sempuma dan mendapatkan pahala dari Allah SWT, maka hendaknya melakukan hal-hal berikut:
1. Mempersiapkan jasmani dan rohani, mental spiritual seperti membersihkan lingkungan, badan, pikiran dan hati dengan memperbanyak permohonan ampun kepada Allah SWT dan minta maaf kepada sesama manusia.
2. Menyambut bulan suci Ramadhan dengan rasa senang dan gembira karena akan meraih kebajikan yang berlipat ganda.
3. Meluruskan niat yang tulus ikhlas, hanya ingin mendapat ridha Allah SWT. Karena setan tidak akan mampu mengganggu orang yang tulus ikhlas dalam ibadah. Sebagaimana firman Allah dalam surat al¬-Hijr ayat 39-40:
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ. إِلاَّ عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ
Iblis berkata: Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya. Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di an tara mereka. (QS Al-Hijr: 39-40)
4. Berpuasa dengan penuh sabar untuk melatih fisik dan mental, karena kesabaran itu akan mendapat pahala yang sangat banyak. Allah SWT berfirman:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُم بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS Az-¬Zumar: 10)
5. Segera berbuka jika waktunya sudah tiba dan, mengakhirkan makan sahur. Rasulullah SAW bersabda:
لَا تَزَالُ أُمَّتِيْ بِخَيْرٍ مَا أَخَرُّوْا السَّحُوْرَ وَعَجَّلُوْا اْلفِطْرَ
Umatku senantiasa berada dalam kebaikan jika mereka menyegerakan buka dan mengakhirkan sahur. (HR Ahmad).
6. Berdoa waktu berbuka.
Rasulullah SAW selalu berdoa ketika berbuka puasa, dengan membaca doa:
اَللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أفْطَرْتُ
Ya Allah, Aku berpuasa hanya untuk¬Mu dan dengan rizki-Mu aku berbuka. (HR. Abu Dawud)
ذَهَبَ الظَّمَاءُ وَابْتَلَّتْ العُرُوْقُ وَثَبَتَ اْلأجْرُ إنْ شَاءَ اللهُ
Hilanglah rasa haus, tenggorakan menjadi basah, semoga pahala ditetapkan, Insya Allah. (HR Abu Dawud)
7. Berbuka dengan kurma, atau air. Rasulullah SAW bersabda:
كَانَ رَسُوْْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُفْتِرُ عَلَى رُطَبَاتٍ قَبْلَ أنْ يُصَلِّيَ فَإنْ لَمْ تَكُنْ رُطَبَاتُ فَعَلَى تَمَرَاتٍ فَإنْ لَمْ تَكُنْ حَسَا حَسَوَاةٍ مِنْ مَاءٍ
Rasulullah SAW berbuka puasa dengan kurma basah sebelum shalat maghrib, jika tidak ada maka dengan kurma kering, dan jika tidak ada maka berbuka dengan beberapa teguk air. (HR Abu Dawud)
8. Bersedekah sebanyak-banyaknya. Karena sedekah yang paling baik adalah pada bulan Ramadhan.
9. Memperbanyak membaca Al-Qur’an, menghayati dan mengamalkannya, sebagaimana Rasulullah SAW setiap bulan didatangi Malaikat Jibril untuk mengajarkan Al¬Qur’an. Al-Qur’an yang dibaca pada bulan Ramadhan akan memberi syafaat kepada pembacanya kelak di hari kiamat.
10. Meninggalkan kata-kata kotor dan tidak bermanfaat, karena akan menghilangkan pahala puasa. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلّهِ حَاجَةٌ فَيْ أنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Siapa saja (selagi puasa) tidak meninggalkan kata-kata dusta dan melakukan berbuat tidak bermanfaat, maka tidak ada artinya disisi Allah, walau dia tidak makan atau minum. (HR Bukhari)
11. Tidak bermalas-malasan dalam semua aktivitas dengan alasan berpuasa, karena puasa bukan menghambat aktivitas dan produkvitas justru meningkatkan prestasi.
12. I’tikaf di masjid terutama pada 10 hari akhir bulan Ramadhan. Rasulullah SAW membiasakan I’tikaf pada sepuluh hari terakhir tiap bulan Ramadhan. Dalam sebuah riwayat disebutkan:
أنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَعْتَكِفُ الْعَشْرَ الْأوَاخِرَ مِنْ رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ثُمَّ اعْتَكَفَ أزْوَاجُهُ مِنْ بَعْدِهِ
Nabi SAW selalu I’tikaf pada 10 hari terakhir bula Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian istri-istri beliau juga beri’tikaf setelahnya. (HR Bukhari)
13. Memperbanyak ibadah, shalat malam dengan mengajak keluarga untuk ibadah malam.
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إذَا دَخَلَ العَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَأحْياَ لَيْلَهُ وَأَيْقَظَ
Apabila memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan, Rasulullah SAW lebih giat ibadah, menghidupkan malam dan membangunkan keluarganya. (HR Bukhari)
14. Bagi yang mampu dianjurkan untuk Umrah dibulan Ramadhan, karena pahala-nya seperti berhaji.
15. Memperbanyak membaca Tasbih, karena sekali tasbih dibulan Ramadhan lebih baik dari seribu tasbih diluar Ramadhan. Rasulullah SAW bersabda:
تَسْبِيْحَةٌ فِيْ رَمَضَانَ أَفْضَلُ مِنْ ألْفِ تَسْبِيْحَةٍ فِيْ غَيْرِهِ
Sekali membaca tasbih dibulan Ramadhan lebih baik dari 1000 kali tasbih di luar bulan Ramadhan. (HR Tirmidzi)
Hal-Hal yang Makruh Ketika Puasa
Beberapa hal berikut tidak membatalkan puasa tetapi bisa membatalkan puasa jika tidak berhati-hati, yaitu:
1. Berlebihan dalam berkumur dan menghisap air ke hidung ketika wudhu.
2. Berciuman dengan istri, karena dikhawatirkan membangkitkan syahwat.
3. Mencicipi makanan, karena dikhawatirkan akan tertelan.
4. Berbekam (cantuk), dikhawatirkan membuat badan lemah.
5. Memandang istri dengan syahwat.
6. Menggosok gigi dengan berlebihan, dikhawatirkan akan tertelan.
7. Tidur sepanjang hari.
Hal-Hal yang Boleh Dikerjakan Ketika Puasa
Berikut ini boleh dikerjakan oleh orang yang sedang puasa:
1. Bersiwak
2. Berobat dengan obat yang halal dengan syarat tidak memasukkan sesuatu ke dalam lubang-lubang rongga badan, seperti boleh menggunakan jarum suntik asal tidak memasukkan gizi makanan.
3. Memakai minyak wangi, minyak angin atau balsem.
4. Melakukan perjalan jauh, walaupun akan membatalkan puasanya.
5. Mendinginkan badan dengan air ketika udara sangat panas.
6. Memasukkan oksigen.
7. Memasukkan alat-alat kedokteran tapi bukan tujuan mengenyangkan.
8. Menggauli istri pad a malam hari, berdasarkan firman Allah SWT:
أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَى نِسَآئِكُمْ
Dihalalkan bagi kamu pada malam hari , bulan puasa bercampur dengan isteri¬isteri kamu… (QS. Al-Baqarah: 187)
KH A Nuril Huda
Ketua PP Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)
________________________________________
Komentar:
________________________________________
MUSLIM menulis:
Untuk beberapa edisi, NU Online menerbitkan kajian yang menyertakan data hujjah, bukan qias/pendapat selain Rasul. Disini tidak ada beda pendapat, ini yang kita nanti. Ayo bersama tegakkan hujjah dan bersatu dalam Islam, laksanakan sunnah, tinggalkan Bid’ah dan hancurkan syririk (apapun nama dan bentuknya) Lawan zindiq dan missioneris dengan strategi, visi dan misi yang terformat. Kalau mau berkunjung ke M. Darul, SE Wuled/coprayan, tirto Pekalongan klik aja nama Muslim diatas
________________________________________
Fafa menulis:
Komentar yang sudah saya duga akan keluar dari mulut orang wahabi. Seakan-akan orang NU tidak berpegang pada Qur’an dan sunnah. Seakan pemahaman mereka terhadap Qur’an dan Sunnah paling otentik, padahal itu juga pendapat para ulama’ panutan mereka (jadi sama2 relatif, kadang malah ngawur) Saya sudah masuk ke blognya orang ini.Isinya penuh dengan artikel2 dan copy-paste dari situs2 wahabi.
________________________________________
MUSLIM menulis:
Dari komentarku, apa ada yang tidak berkenan, apa ucapan pujian itu berlebihan. Maaf kalau demikian kiranya.
Insya Allah tulisanku dalam blog bukan copypaste, saya gali sendiri dari berbagai kitab, baik bersumber dari kitab-kitab NU, Muhammadiyah, salafi, al irsyad, mana yang bisa menunjukkan manhaj dan hujjah yang jelas. Saya pakai.
Saya sendiri tidak membatasi diri pada satu madzhab, semua baik. Saya tidak memahami apakah Abdul wahab itu juga mazhab. Saya juga tidak terikat dengan grand consept beliau, soalnya tidak ada yang baru, semua aplikasi sunnah. Saya pernah baca kitab beliau berjudul at-Tauhid, isinya tidak beda dengan kitabnya Syafi’i, dan Ulama lainnya yang memberantas syirik dan bid’ah, malah penduduk tradisional, gol. Syi’ah sangat membencinya dan memeranginya. NU juga berjuang memberantas kesyirikan didesa-desa. Kalau penegakan tauhid sesuai ajaran Rasul, di kategorikan Wahabi, Bismillah saya masuk Wahabi, karena Allah Ta’ala.
________________________________________
merdeka menulis:
Debat emacam inilah yang membuat orang islam semakin tertinggal. karena selalu berkutat pada masalah itu saja. dan membuat di uar islam semakin tertawa lebar. Bukankan perbedaan sudah di takdirkan. Apakah anda sekalian tidak menyadarinya. Atau mungkin anda yang mengaku muslim sebenarnya adalah. tangan dari orang di luar islam.
________________________________________
Sukitman Sudjatmiko menulis:
satu sisi kadang2 muslim ini menukil pendapatnya seolah2 semua datang dari rosul tetapi disisi lain/di artikel lain menyertakan hujjah2 ulama mazhabat dg ngototnya (percis sama dgn apa yg dia hujat atas NU).mas yang konsisten dong.Plis deh!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
________________________________________
fafa menulis:
Tuh kan jelas, si Muslim ini memproklamirkan masuk Wahabi. Ah yang benar Mas Anda sdh pernah baca kitab-kitabnya Imam Syafi’i? Soal Syirk dan Bid’ah saya n orang NU yang lain juga anti Mas! Tapi menyatakan bahwa Tawassul, tabaruk, dan tarekat sebagai perbuatan syirik dan bid’ah tanpa kecuali ya nanti dulu! Insya Allah kami orang NU dan mayoritas muslim se-dunia yang ahli tawasul, tabaruk dan tarekat tidak akan sebodoh itu tenggelam dalam lumpur kesyirikan. Yang kami lakukan semata-mata mengikuti Sunnah Rasul dan para shahabat sebagimana yang diajarkan para guru ngaji kami, Kyai Nawawi (Al-adzkar), Kyai Jalaludin Ash-shuyuti, Kyai Ghazali, Kyai Syafi’i, Kyai Abdul-Qadir Al-Jaelani, Kyai Ibnu Hajar Al-asqalani dan para ulama’ lainnya.
________________________________________
MUSLIM PEKALONGAN menulis:
Shohib Fafa
1. Masalah definisi bid’ah, Tawassul, tabaruk, dan tarekat itu controversonal dari berbagai ulama. Jadi lebih selamat mengamalkan ibadah/sunnah yg rajih hukum (bukan hadits palsu/mitos), bebas klaim bid’ah bahkan syirik
kadang ibadah kita mengikuti leluhur/tradisi lokal, bisa di lingkungan syi’ah, mu’tazilah atau kepercayaan kejawen, takut keluar jamaah/dikucilkan pilih yg rajih
2. Kebenaran bukan milik mazhab, atau mengakui mazhab paling bagus, semua ulama mazhab bagus, bisa jadi dalil rajih ada pada mazhab lain, ini yg dipilih.
3. Pencerahan ulama lain bisa untuk wacana/perbandingan, untuk menghindari kejumudan/kekakuan/ketertutupan ilmu selama tdk keluar dari qaidah
Maaf kutunjukkan jatidiri, saya bukan kristen/pihak lain yg memecah belah islam
M. Darul, SE Wuled Tirto Pekalongan Coprayan Buaran
________________________________________
Mohammad Taufiq menulis:
Saya sangat menghormati anda sebagai seorang muslim yang taat dan terus belajar agama, tetapi ketahuilah bahwa sebelum amar, Anda perlu ilmu, kemudian amal, lalu ‘alim, dan anjur. Anda saya nilai baru bersemangat memahami agama tetapi tidak mendapat bimbingan dari guru sehingga pemahamanya cenderung skripturalis, saklek, dan kaku
pemahaman yang seperti ini memang baik dan konsisten tetapi tidak bisa diterima karena tidak relevan dengan kehidupan nyata
________________________________________
naulil menulis:
Assalamu’alaikum
tolong buka http://www.majelisrasulullah.org
download ebook yang ada…
saya kira cukup memberi penjelasan anda semua
trimakasih..
Wassalamu’alaikum
Sumber:
http://www.nu.or.id/page.php?lang=id&menu=news_view&news_id=13959